MAKALAH KALIMAT PARAGRAF


MAKALAH
KALIMAT PARAGRAF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia
Dosen pembimbing: YUSHINTA EKA FARIDA, M.Pd.



Disusun Oleh:
Kelompok 4
    Agung Fajrian                                             (NIM : 171240000700)
    Ahmad Zarkasi                                            (NIM : 171240000655)
    Erlinaris                                                      (NIM : 171240000699)
    Faiz Ali Shofi`in                                         (NIM : 171240000613)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SD
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingg kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Kaimat dan Paragraf” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu YUSHINTA EKA FARIDA, M.Pd.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Jepara, 16 Maret 2018

Penyusun





DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................... 2
BAB II Pembahasan..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kalimat........................................................................... 3
2.2 Unsur – Unsur Kalimat..................................................................... 3
2.3 Ciri Unsur Kalimat............................................................................ 5
2.4 Pola Kalimat....................................................................................... 6
2.5 Kalimat Efektif................................................................................ 10
2.6 Kalimat Tidak Efektif..................................................................... 11
2.7 Pengertian Paragraf........................................................................ 11
2.8 Persyaratan Paragraf...................................................................... 12
2.9 Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas........................................... 12
2.9.1 Bentuk Paragraf...................................................................... 15
2.9.1 Pola Pengembangan Paragraf............................................... 17
BAB III Penutup......................................................................................... 21
3.1 Tujuan.............................................................................................. 21
3.2 Kesimpulan...................................................................................... 21
3.3 Kritik dan Saran.............................................................................. 21
Daftar Pustaka............................................................................................ 22





BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG.
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.



1.2     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian kalimat?
b.      Apa unsur-unsur dari kalimat?
c.       Bagaimana ciri-ciri dari unsur kalimat?
d.      Bagaimana pola dari kalimat?
e.       Apa pengertian kalimat efektif?
f.        Apa pengertian kalimat tidak efektif?
g.      Apa pengertian paragraf?
h.      Apa saja syart-syarat dari paragraf?
i.        Apa pengertian kalimat utama dan penjelas?
j.        Bagaimana bentuk paragraf ?
k.      Bagaimana pola pengembangan paragraf?

1.3     Tujuan Pembahasan
a.         Untuk mengetahui apa itu pengertian kalimat.
b.        Untuk mengetahui unsur-unsur dari kalimat.
c.         Untuk mengetahui ciri-ciri dari unsur kalimat.
d.        Untuk mengetahui pola dari kalimat.
e.         Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif.
f.          Untuk mengetahui pengertian kalimat tidak efektif.
g.        Untuk mengetahui pengertian paragraf.
h.        Untuk mengetahui saja syart-syarat dari paragraf.
i.          Untuk mengetahui pengertian kalimat utama dan penjelas.
j.          Untuk mengetahui bentuk paragraf.
k.        Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat
            Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan (atau kalimat dalam bentuk tulis) diucapkan dengan nada naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Kadang – kadang ditengah tengah kalimat terdapat tanda baca lain, seperti titik dua, titik koma, atau tanda pisah. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru dalam bahasa tulis sepadan dengan intonasi akhir dalam bahasa lisan, sedangkan tanda baca lain dalam bahasa tulis sepadan dengan jeda dalam bahasa lisan (Depdikbud, 1994:254).

2.2 Unsur – Unsur Kalimat
Ø  Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), verba (V), atau frasa verba (FV).
Subjek merupakan unsur kedua terpenting setelah predikat (Alwi dkk., 1998:327).
Contoh:
a.       Toro sedang tidur.
S-N
b.      Adik Toro rajin.
    S-FN
c.       Membaca hobi Clara.
    S-V
d.      Membaca kisah sukses seorang menginspirasi pembaca.
                 S-FV
Ø  Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan subjek. Predikat biasanya berkategori verba (V), frasa verbal (FV), adjektiva (Adj), frasa adjectival (FAdj), frasa numeral (FNum), frasa preposisional (FPrep), dan frasa nominal (FN) (Alwi dkk., 1998:326).
Contoh :
a.       Kemal tidur.
            P-V
b.      Kemal sedang tidur.
                P-FV
c.       Pacar saya dua orang.
                   P-FNum
d.      Saya mahasiswa.
              P-N
e.       Saya mahasiswa Atma Jaya.
                   P-FN
f.        Manroe ke pasar.
             P-FPrep
g.      Pacarku cantik.
             P-Adj.
h.      Pacarku cantik sekali.
                 P-FAdj
Ø  Objek
Objek (O) adalah unsur kalimat yang wajib hadir setelah verba transitif pada kalimat aktif (ditandai dengan – kan,-i, meN-).
Contoh :
a.       Susi mencintai aku sepenuh hati.
                         O
b.      Rahmat sudah memasukkan buku barunya ke dalam tas itu.
                                                                   O
Ø  Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen, seperti objek, hadir setelah verba. Namun pelengkap dan objek memiliki perbedaan yang jelas. Pelengkap dalam kalimat tidak dapat menjadi subjek jika kalimat tersebut di pasifkan. Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata – kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi (Alwi dkk., 1998:329).
Contoh :
a.       Indonesia berlandaskan hukum.
                                       Pel
Ø  Keterangan
Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang menambahkan penjelasan mengenai waktu, tempat, cara, sebab, akibat, dan sebagainya. Fungsinya meluaskana atau membatasi makna subjek atau predikat.
Contoh :
a.       Sukreni tinggal di Bali.
                            K
b.      Setiap hari Minggu kami berwisata kuliner.
                K

2.3 Ciri Unsur Kalimat
1. Subjek ciri-cirinya sebagai berikut:
a.  Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
b. Dapat disertai kata ini atau itu
c.  Tidak didahului kata depan/preposisi
d. Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
b.    Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
c.    Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
d.    Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
e.    Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan
3. Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Langsung mengikuti predikat.
b.    Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
c.    Tidak didahului kata depan atau preposisi.
d.    Dapat didahului kata bahwa.
4. Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Melengkapi makna kata kerja (predikat)
b.    Tidak didahului preposisi
c.    Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d.    Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa.
e.    Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya
5. Ciri-ciri keterangan yaitu:
a.    Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan
  b. Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.    Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata   penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.

2.4 Pola Kalimat
Pada umumnya kalimat Bahasa Indonesia memiliki 8 pola kalimat yang dapat dikembangkan. Berikut ini adalah pembahasannya
Baca Juga:  Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Banjir

1. Berpola S-P
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat yang digunakan dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat.
Contoh :
Ani sedang memasak.
S: Ani
P (Verbal): sedang memasak
Penjelasan : Ani adalah subjek yang melakukan pekerjaan memasak, sedangkan memasak adalah pekerjaan yang sedang dilakukan. Predikat diatas termasuk predikat kata kerja.
2. Berpola S-P-O
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek berupa nomina atau frasa nomina.
Contoh :
Kariza memasak roti.
S: Kariza
P: memasak
O: roti
Ayah mencuci mobil.
S: Ayah
P: mencuci
O: mobil
Penjelasan : Yang menjadi subjek adalah ayah, pekerjaan yang dilakukan adalah mencuci (predikat), yang dicuci atau dikenai pekerjaan adalah mobil (objek).
3. Berpola S- P- Pel
Terdiri dari unsur subjek dan predikat serta ditambah dengan adanya pelengkap. Biasanya pelengkap berupa kata sifat.
Contoh :
Saya minum yang dingin
S: Saya
P: minum
Pel: yang dingin
Penjelasan :
Saya sebagai subjek, melakukan kegiatan minum sebagai predikat. Dan yang diminum adalah minuman yang dingin sebagai unsur penjelas dengan menggunakan kata sifat dingin.
4. Berpola S-P-O-Pel
Contoh :
Dia makan nasi yang dingin
S: Dia
P: makan
O: nasi
Pel: yang dingin
Penjelasan :
Dia sebagai subjek, makan merupakan kegiatan predikat, nasi adalah objek yang dimakan, yang dingin adalah penjelas dari nasi yang menjadi objek.
Ibunya mencuci piring yang kotor.
S: Ibunya
P: mencuci
O: piring
Pel: yang kotor
Penjelasan :Subjeknya adalah (ibunya), melakukan kegiatan mencuci (predikat), yang dicuci adalah piring (objek yang menjadi korban). Yang kotor adalah penjelas dari kondisi piring.



5. Berpola S- P – K
Contoh :
Ibu datang dari Surabaya.
S: Ibu

Baca Juga:  Contoh Kalimat Baku, Pengertian, & Ciri-Ciri (Lengkap)
P: datang
K: dari Surabaya
Saya makan dengan santai.
S: Saya
P: makan
K: dengan santai
Penjelasan :
Saya (subjek) melakukan pekerjaan, pekerjaan yang dilakukan saya adalah makan (predikat). Keterangan yang dipakai adalah dengan santai merupakan keterangan cara saat si subjek melakukan pekerjaan makan.
6. Berpola S-P- O- K
Contoh :
Kami mendorong meja ke dalam kelas.
S: Kami
P: mendorong
O: meja
K: ke dalam kelas
Nenek membeli bubur tadi pagi.
S P O K
Penjelasan :
Nenek menjadi subjek karena melakukan pekerjaan yaitu membeli (predikat). Yang dibeli nenek adalah bubur (objek), keterangan waktunya adalah tadi pagi.

7. Berpola S-P-Pel- K
Contoh : Saya meminum yang panas dengan santai.
S P Pel K
Penjelasan :
Subjeknya adalah saya, melakukan pekerjaan meminum (predikat). Yang dikenai pekerjaan atau yang diminum adalah yang panas (pelengkap). Dengan santai adalah keterangan cara meminum.

8. Berpola S- P- O-Pel- K
Contoh :
Dinda mengirimi surat cinta setiap bulan.
S P O Pel K
Penjelasan :
Dinda menjadi subjek yaitu yang melakukan pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan adalah mengirim (predikat). Yang dikirim adalah surat (objek) , cinta adalah pelengkap dari kata sifat jenis surat. Setiap bulan adalah keterangan waktu.
Kakek makan nasi yang dingin dengan lahap.
S P O Pel K
Penjelasan :
Kakek melakukan pekerjaan jadi ia adalah subjek. pekerjaan yang dilakukan adalah makan (predikat), yang dikenai pekerjaan adalah nasi (objek). Nasi dalam keadaan yang dingin sebagai (pelengkap) dan dilakukan dengan lahap (keterangan cara)

2.5 Kalimat Efektif
Dalam menulis, penulis seyogianya menyampaikan gagasan atau pikirannya dalam rangkaian alamat yang tersusun secara efektif, artinya kalimat-kalimatnya singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikaninformasi secara cepat. Singkat berarti penulis hanya menggunakan unsur-unsur yang penting. Padat berarti kalimatnya sarat informasi, tidak banyak pengulangan gagasan. Lengkap berarti mengandung makna kelengkapan struktur kalimat dan kelengkapan gagasan (Widjono,2005:148).
Contoh :
Tumbuhan yang ditanam di kebun sekolah, harus diperhatikan, disiram dan dirawat setiap harinya.

2.6 Kalimat Tidak Efektif
kalimat tidak efektif adalah kalimat yang menimbulkan kerancuan dan ketidakjelasan makna bagi pendengar atau pembacanya. Berikut adalah contoh-contoh kalimat tidak efektif dan kalimat efektifnya:
contoh :
Taman itu merupakan adalah tempat kesukaannya.

2.7  Pengertian Paragraf
Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang saling bertaliann untuk membentuk sebuah gagasan (ide). Dalam hirerarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih atau lebih luas dari kalimat. Paragraf juga dapat disebut wacana mini.
Paragraf berguna untuk menandai pembukaan topik baru, memiashkan gagasan pokok yang satu dengan yang lainnya. Denganb demikian, paragraf memudahkan pembaca memahami isinya secara utuh. Dalam penuliasan, paragraf dimulai dengan spasi (penakukan) kira-kira lima ketuk atau spasi. Namun, juga tidak ada salahnya jika awal paragraf ditulis pada margin kiri tanpa spasilima ketuk, tetapi diberi jarak lebih antar paragrafnya.

Panjang paragraf tidak pasti bergatung pada cara pengembangan dan ketuntasan uraian yang berhubungan dengan gagasan pokok di dalam pargraf tersebut. Paragraf yang terlaliu pendek (misalnya dua hingga tiga pargraf)
biasanya kurang dikembangkan; sebaliknya, yang terlalu panjang dapat menjemukan, bahkan kemungkinan ada kalimat yang terlepas dari gagasan pokoknya



2.8 Persyaratan Paragraf
Syarat paragraf
1.      Kesatuan
Kesatuan yaitu sebuah paragraf harus dapat dibangun dengan satu pikiran yang jelas. Pikiran tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pikiran pokok serta beberapa pikiran jelas. Hubungan pikran satu dengan pikiran lainnya mengindikasikan bahwa paragraf tersebut mempunyai kesatuan
2.      Kepaduan
Kepaduan terwujud dari adanya hubungan kompak pada antarkalimat pembentuk paragraf. Kepaduan yang baik dapat terjadi apabila terdapat hubungan timbal balik antara kalimat wajar serta dapat dengan mudah dipahami. Ada berbagai cara agar paragraf mempunyai kepaduan yang kompak, yaitu dengan memakai kata ganti, kata penghubung, dan perincian, serta urutan pikiran.
3.      Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan sudah lengkap apabila terdapat beberapa kalimat penjelas yang dapat menunjang kalimat pokok.

2.9 Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
1.     Kalimat Utama
Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang diperjelas oleh kalimat-kalimat lain dalam suatu paragraf. Dengan kata lain, kalimat utama adalah kalimat yang berisi gagasan utama. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memperjelas,
menguraikan, atau berupa rincian-rincian tentang kalimat utama. Dengan kata lain, kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan penjelas.
Kalimat utama bisa terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat ikut menyaksikan sesuatu yang digambarkan itu. Perhatikan contoh paragraf di bawah ini!
Contoh:
(1) Rumah temanku sungguh tampak mewah mengagumkan.
(2) Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi permata.
(3) Lantainya terbuat dari marmer.
(4) Pintu-pintu kamar terbuat dari emas.
(5) Meja kursi terbuat dari bahan
     alumunium dan monel
Ciri-ciri kalimat utama:
1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa dikembangkan secara terperinci.
2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat maupun penghubung intra kalimat.
3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada kalimat induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan biasanya menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan, Jadi…, Dengan demikian…”
4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
2.     Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan penjelasan, uraian, atau berupa rincian-rincian detail tentang kalimat utama suatu paragraf. Lalu bagaiman cara membedakannya? Untuk bisa membedakan kalimat utama dan penjelas, Pahamilah ciri-ciri kalimat berikut.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi, contoh,   perbandingan, alasan dan penjelasan mengenai topic yang dibahas.
2.   Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan, contohnya, terlebih lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-kalimat penjelas membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.
Berikut ciri-ciri paragraf :
1.      Peletakan kata dalam kalimat pertama ke dalam sebanyak 5 spasi bagi jenis karangan yang biasa.
2.      Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama atau kalimat topik.
3.      Setiap paragraf menggunakan suatu kalimat topik dan selebihnya adalah sebuah kalimat pengembang yang memiliki fungsi untuk menjelaskan, mendeskripsikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat utama.
4.      Menggunakan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas tersebut mempunyai isi tentang detail-detail dari kalimat utama. Paragraf bukanlah sekumpulan dari kalimat topik. Paragraf hanya berisikan 1 kalimat topik dan terdapat beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas tersebut berisi tentang detail yang spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas yang lainnya.




2.9.1 Bentuk Paragraf
1.      Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang letak ide kalimat pokoknya terdapat di awal paragraf.
Contohnya
:
Tidur ialah keadaan dimana makhluk hidup untuk dapat beristirahat secara alami. Tidur adalah cara setiap makhluk hidup untuk dapat beristirahat dan memulihkan tenaganya. Tidur sangatlah di butuhkan, hal ini karena pada saat tidur organ dalam tubuh akan merileksasi serta dapat membuat tubuh menjadi sehat dan bugar kembali.
2.      Paragraf Induktif
Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang letak ide kalimat pokok terdapat di akhir paragraf.
Contohnya :
Seseorang yang lelah akan tidur guna menghilangkan lelah dan untuk membugarkan tubuhnya kembali. Tidur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebab dari aktivitas tidur tersebut tubuh merelaksasi dan mendetoksifikasi secara alami serta dapat menyeimbangkan metabolisme dalam, oleh karena itu setiap makhluk hidup sangat memerlukannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidur ialah keadaan dimana makhluk hidup untuk dapat beristirahat secara alami.


3.      Paragraf Campuran
Paragraf Campuran
Paragraf campuran ialah paragraf yang letak ide kalimat pokok terdapat di awal dan ditegaskan kembali di akhir paragraf. 
Contohnya :
Tidur ialah keadaan yang di alami makhluk hidup untuk beristirahat secara alami. Tidur sangatlah bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini karena dari aktivitas tidur tersebut tubuh akan merelaksasi serta mendetoksifikasi tubuh secara alami, oleh karena itu setiap makhluk hidup sangat memerlukannya. Jadi kesimpulannya adalah tidur adalah keadaan dimana setiap makhluk hidup dapat beristirahat secara alami.
4.      Paragraf Narasi
Paragraf Narasi
Paragraf narasi ialah paragraf yang tidak mempunyai suatu ide kalimat pokok yang artinya dalam paragraf tersebut semua kalimatnya di anggap sangat penting, sehingga tidak memiliki kalimat penjelas. 
Contohnya :
Semua makhluk hidup harus beristirahat guna menghilangkan lelah setelah melakukan aktivitas kesehariannya. Dengan tidur seseorang dapat menghilangkan rasa lelah secara alami. Dari tidur tersebut tubuh dapat mendetoksifikasi dan merelaksasi secara alami.
5.    Paragraf Ineratif
     Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (diantara awal dan akhir paragaf).

Contoh :
Seminggu menjelang hari Raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seiring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.

2.9.2 Pola Pengembangan Paragraf
1.   Penalaran secara Induksi
Penalaran induksi atau penalaran induksi merupakan pengembangan paragraf yang diawali dengan pernyataan khusus lalu diakhiri dengan pernyataan umum. Dengan kata lain pola pengembangan ini gagasan utamanya terdapat di akhir paragraf karena pada awal terdapat pernyataan-pernyataan khusus lalu pada bagian akhir ditarik kesimpulan sebagai pernyataan umum. Pola penalaran secara induksi dibagi menjadi 3 cara yaitu generalisasi, sebab-akibat dan analogi. Mari lihat penjelasannya dibawah ini.
a.    Generalisasi
Yaitu penalaran yang diawali dengan pembahasan-pembahasan topik secara khusus lalu diakhiri dengan kesimpulan secara umum.
Contoh :
Nyamuk dapat berkembang biak pada lingkungan yang tak terurus. Selain itu juga nyamuk selalu mencari genangan air untuk tempat berkembang biaknya. Banyaknya got dan tempat penampungan air yang tidak tertutup membuat nyamuk leluasa untuk berkembang biak pada saat musim hujan seperti sekarang. Hal itu mengakibatkan banyaknya anak-anak sekolah terserang demam berdarah karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Maka dari itu, dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menutup bak-bak penampungan air akan memperkecil perkembangan nyamuk sehingga penyakit demam berdarah dapat diatasi.
b.      Sebab-akibat
Penalaran secara sebab akibat adalah penalaran yang diawali dengan fenomena-fenomena khusus yang dianggap sebagai sebab dari terjadi peristiwa tersebut lalu diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang merupakan akibat dari sebab-sebab yang telah diungkapkan.
         Contoh :
Pola hidupnya yang tidak baik sejak remaja membuat Rudi merasakan dampaknya sekarang. Dia juga sering mandi larut malam dan juga pola makan yang tak teratur. Ketika remaja juga Rudi selalu tidur hingga pagi bahkan ia pun sering tak tidur lalu berangkat kerja sehingga kinerjanya menurun dikantor. Maka dari itu saat ini Rudi terlihat lemah meskipun usianya masih 40 tahun dan staminanya juga cepat menurun sehingga dia mudah sekali sakit.
c.       Analogi
Pada pola penalaran induksi jenis ini pada awal paragraf menyatakan perbandingan antara dua buah benda atau lebih yang memiliki kemiripan lalu pada akhir paragraf diambil kesimpulan yang berisi tentang kesamaan antara benda tersebut sama dengan benda maupun kejadian lainnya.
Contoh :
Membangun rumah tangga yang harmonis sama halnya dengan membangun hunian rumah yang nyaman. Suami istri dalam rumah tangga harus menyatukan perbedaannya menjadi satu lalu menyisihkan ego antara satu dengan yang lainnya. Membangun hunian yang nyaman pun harus memilih berbagai materian yang berbeda denan kualitas yang baik dan harus dijaga agar rumah tetap terasa  nyaman meskipun sudah tua.
2.   Penalaran Secara Deduksi
Penalaran secara deduksi adalah pola pengembangan paragraf yang diawali dengan hal umum lalu diikuti dengan keterangan-keterangan khusus di belakangnya sebagai penjelas hal umum yang diterangkan. Adapun penalaran secara deduksi dibagi menjadi dua yaitu silogisme dan entimen.
1.   Silogisme
Penalaran silogisme merupakan proses pengambilan sebuah kesimpulan dengan cara menhubungkan dua buah pernyataan yang berbeda. penalaran ini tersusun dari dua pernyataan antara lain premis mayor sebagai pernyataan umum, premis minor sebagai pernyataan khusus dan kesimpulan. Silogisme dapat dibuat dengan mengikuti aturan yang ada pada rumus dibawah ini.
Premis mayor  : Semua A = B
Premis minor   : C = A
Kesimpulan     : C = B
Penalaran silogisme sendiri dibagi menjadi tiga antara lain adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif. Mari kita bahas satu perssatu dibawah ini.
a. Silogisme Kategorial
Proses silogisme adalah silogisme yang tersusun oleh premis mayor, minor dan kesimpulan yang bersifat kategoris atau golongan.
Contoh:
P1 = Andi adalah ayah yang baik dan bos yang ramah pada karyawan-karyawannya.
P2 = Andi adalah ayah yang baik
K= Andi adalah bos yang ramah pada karyawan-karyawannya.
b. Silogisme Hipotetik
Yaitu silogisme yang pada premis mayor di dalamnya memiliki posisi sebagai conditional hipotesis, yaitu bila premis minor menolak anteseden, kesimpulanya juga menolak konsekuen, begitu pula dengan sebaliknya.
Contoh:
P1 = Jika tidak ada air, manusia akan mati
P2 = Air tidak ada
K = Jadi, manusia akan mati

c. Silogisme Alternatif
yaitu silogisme yang premis mayor didalamnya berupa proposisi alternatif. Jika premis minor membenarkan tentang salah satu dari alternatif yang ada, jadi kesimpulannya akan menolak alternatif lainnya.
Contoh:
P1 = Rudi sedang tidur di ruang tamu atau di kamarnya
P2 = Rudi tidur di ruang tamu.
K  = Maka, Rudi tidak tidur di kamarnya
2.   Entimen
Entimen adalah proses pemberhentian silogisme atau bisa disebut dengan silogisme yang dipendekan.
Rumus entimen
C = B, karena C = A
Contoh:
Silogisme
P1 = Karyawan yang berperestasi akan mendapatkan penghargaan
P2 = Andi adalah karyawan berprestasi
K = Andi akan menerima penghargaan
Bentuk silogisme diatas jika diubah menjadi entimen maka akan menjadi seperti dibawah ini:
"Andi adalah karyawan yang menerima penghargaan karenaa dia berprestasi".










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf (alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran 6anglebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakankumpulan kalimat tetapi kalimat 6ang bukan sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara 6ang satu dengan 6ang lain dalam ssatu rangkaian 6angmembentuk suatu kalimat.

3.2 Kritik dan Saran
Sebagai penulis yang menyusun makalah ini, penulis sangat memerlukan kritikan dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya.



















DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdulhaji. 1973. Pengantar Tata Bahasa Tradisional Bahasa Indonesia. Yogyakarta: IKIP:
Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam Bahsa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Ambary, Abdullah. 1979. Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung: Djatmika